Chapter 20 : Dungeon Clear…
"Jii-chan!!" (Leo)
Aku bergegas menuju ke Jii-chan.
"Sebenarnya... Jika kamu
menggunakan <Breakthrough>, kamu bisa menjadi lebih kuat untuk sementara
waktu, tetapi itu akan membebani tubuhmu." (Kent)
Jii-chan berbicara dengan suara pelan
yang tidak terpikirkan seperti biasanya...
"Itu baik-baik saja kan?" (Leo)
Aku mendengarkan dengan ketakutan.
"Aku pikir tidak apa-apa ketika aku
masih muda… Tapi sepertinya itu tidak baik pada usia ini.” (Kent)
Eh? Apa maksudnya itu tidak baik?
Untuk saat ini aku mencoba untuk
menggunakan <Appraisal> pada Jii-chan.
Kent Forster Lv.164
Age: 59
Tribe: Human
Occupation: Former Hero
Condition: Aging
Physical strength: 0/12630
Magic: 80/970
Force: 5080 → 60
Speed: 4090 → 80
Luck: 140
Attribute: None
Skill
Non-Attribute Magic Lv.MAX, Swordmanship
Lv.MAX,
Sword Technique Lv.MAX, Magical
Operation Lv.4,
Space Storage, Limit Breakthrough
Title
A person from different world,
Demon Lord’s Dungeon Trails,
Hero
Kekuatan fisiknya menjadi 0....
"Jii-chan... kamu tidak akan
mati kan!?" (Leo)
Aku memeluk bahu Jii-chan dan
berteriak.
Namun.....
“Leo... kamu sudah menjadi lebih kuat...
melebihiku... Karena itu mulai sekarang jangan khawatir tentang pandangan
disekitarmu, hiduplah dengan percaya diri…” (Kent)
Mengatakan itu, Jii-chan menutup
matanya...
"Jii-chan!!" (Leo)
Aku mengguncang Jii-chan dengan
seluruh kekuatanku.
Namun, sudah tidak ada respon sama
sekali...
Ketika aku melakukan
<Appraisal> pada Jii-chan sekali lagi,
Kent Forster Lv.164
Age: 59
Tribe: Human
Occupation: Former Hero
Condition: Dead
Physical strength: 0/12630
Magic: 0/970
Force: 5080 → 0
Speed: 4090 → 0
Luck: 140
Attribute: None
Skill
Non-Attribute Magic Lv.MAX, Swordmanship
Lv.MAX,
Sword Technique Lv.MAX, Magical
Operation Lv.4,
Space Storage, Limit Breakthrough
Title
A person from different world,
Demon Lord’s Dungeon Trails,
Hero
Kondisinya sudah meninggal.....
"Dia benar-benar meninggal..."
(Leo)
Aku merasakannya ketika aku melakukan
<Appraisal> ... Tapi, aku masih tidak dapat mempercayainya.
Andai saja si brengsek itu tidak ada...
Berpikir begitu, ketika aku melihat
mayat Mad Demon, mayat Demon itu bersinar dan Dropnya keluar.
Drop ari Demon itu adalah sebuah cincin.
Ketika aku melakukan
<Appraisal> padanya...
<Devil's Ring>
It becomes difficult to become
abnormal.
Doubles attacks on demon
monsters.
Seperti yang diharapkan dari Drop si Bos
Terakhir.
Meski tanpa dimodifikasi, i ni adalah
kemampuan yang hebat.
"Aku akan mencoba untuk selalu
memakainya..." (Leo)
Aku harus memakainya agar tidak
melupakan kejadian hari ini...
Lalu, ketika aku melihat sekeliling,
ada satu pintu lain selain pintu masuk.
"Untuk saat ini aku tidak punya
pilihan selain pergi..." (Leo)
Tidak ada cara lain untuk
memikirkannya di sini... Sekarang mari kita berpikir tentang pulang.
Berpikir begitu, Sambil menggendong Jii-chan,
aku membuka pintu dan meninggalkan ruangan bos...
『Selamat.』
Sebuah pengumuman terdengar segera
setelah aku meninggalkan ruangan bos.
『Kamu adalah penakluk pertama dari
para penantang Dungeon of Trial ini.』
"Trial?" (Leo)
『Aku akan memberimu Skill <Transfer>.』
『Dan sekarang, tepat sebelum tempatmu
sekarang, kamu bisa pergi ke tingkat lanjutan dengan menginjak lingkaran sihir.』
Diberitahu seperti itu, ketika aku
melihat sekeliling ruangan, ada satu lingkaran sihir besar tergambar di tanah.
"Itu bohong kan? Ini masih belum
mencapai tujuan…” (Leo)
『Kamu bebas untuk menantangnya. Jika kamu
menantangnya setelah kembali ke rumah, silakan transfer ke sini atau menyelesaikan
tingkat pemula dan menantangnya lagi.』
Pengumumannya sudah berakhir.
"Untuk saat ini ayo kita pulang."
(Leo)
Menantangnya sekarang adalah keluar
dari pertanyaan.
Untuk saat ini aku ingin pulang ke
rumah.
"Ngomong-ngomong, sepertinya aku
bisa melakukan <transfer>, tapi bagaimana melakukannya?" (Leo)
(Saya pikir jika anda membayangkan tempat
yang ingin anda ingin tuju, itu akan bekerja.)
"Eh?" (Leo)
(Maaf telah mengejutkan anda. Saya
kacamata anda.)
Kalau dipikir-pikir, aku masih
memakai kacamata.
"Bukan itu, kacamata macam apa
yang sudah kubuat?" (Leo)
Apakah dia dapat memiliki percakapan secara
normal?
<Universal Assist Goggles>
It supports various things to the owner,
There are many things it can do, so ask
directly.
Creator: Leonce Forster
Isi dari <Appraisal> sangat
berantakan.....
Bukankah itu akan jelas jika kamu
bertanya langsung?
"Halo, Googles-san?" (Leo)
(Tolong panggil saya Anna) (Anna)
"Kamu mempunyai nama... Anna,
apa yang bisa kamu lakukan?" (Leo)
(Dengan dukungan anda, saya dapat
melakukan segalanya mulai dari arahan hingga analisis kelemahan musuh.) (Anna)
"Kamu bisa mengetahui kelemahan
musuh?" (Leo)
(Ya, namun saya tidak akan mengatakan
apa-apa tentang musuh yang lebih lemah dari Leo-sama) (Anna)
"Terimakasih untuk itu. Ngomong-ngomong,
aku bisa men-<transfer> dari sini ke luar kan?” (Leo)
(Ya, jika anda pernah ke sana sekali.)
(Anna)
"Jadi begitu. Kalau begitu, mari
kita coba untuk <transfer>..." (Leo)
Mengatakan itu dan membayangkan ke
mana kamu ingin pergi.
Kemudian, tempat itu berubah dalam
sekejap dan keluar di depan pintu masuk dungeon.
Ada banyak petualang di pintu masuk dungeon.
"A-Apakah kamu yang menaklukan dungeon
ini?"
"Eh? Ya." (Leo)
"Pada usia ini ya? Lalu, siapa
yang kamu bawa?"
"Ini Jii-chan." (Leo)
"B-Begitu ya, itu pasti sangat
sulit."
Pria dengan nada yang kuat sampai
sekarang, saat mengetahui bahwa yang meninggal adalah kakeknya berubah menjadi
nada yang lembut.
"Minggir, minggir!"
Seorang pria keluar dari kerumunan.
"Ah, Guild Master!"
Ooh, orang ini adalah Guild Master,
ya...
"Oh, Lutz. Aku mendengar bahwa dungeon
itu telah dilaklukkan, apakah itu benar?"
"Kelihatannya seperti itu. Anak
ini kelihatannya adalah si penakluk itu." (Lutz)
"Kau bohong, kan?"
Dia melihat wajahku dan wajahnya
mengatakan bahwa dia tidak mempercayainya.
"Itu bukan kebohongan. Karena anak
ini telah melakukan <transfer> sejak pengumuman di dungeon." (Lutz)
"Kalau begitu maka itu benar.....
Ngomong-ngomong kamu siapa?"
"Aku?" (Leo)
"Ada orang selain kamu ya...
Tunggu, bukankah yang kamu bawa di punggungmu itu adalah Tuan Pahlawan!?"
"Orang ini adalah pahlawan?"
(Lutz)
"Itu benar. Dia sudah tua dan
sulit untuk dipahami, tetapi orang ini jelas adalah pahlawan."
"Itu berarti... Anak ini adalah
cucu dari pahlawan ya?" (Lutz)
"Benarkah?"
"Ya, karena Jii-chan sudah
membicarakan tentang perihal pahlawan barusan." (Leo)
"Begitu ya, Bisakah kamu memberitahuku
namamu, meskipun itu sulit?"
"Aku Leonce Forster, tolong
panggil aku Leo." (Leo)
"Aku mengerti. Kalau begitu,
benarkah kamu menaklukkan dungeon itu?"
"Ya. Tapi, itu benar-benar
mustahil tanpa adanya Jii-chan..." (Leo)
“Itu pasti sangat sulit. Lalu, apakah
kamu memiliki buktinya?"
"Ini." (Leo)
Mengulurkan tangan kepada Guild Master
dan menunjukkan cincinnya.
“Cincin ini luar biasa. Bagaimana kamu
mendapatkannya?"
"Kamu bisa mendapatkannya dengan
mengalahkan bos lantai 50." (Leo)
"Begitu ya. Lalu, mengapa dungeon
tidak runtuh meskipun sudah ada pengumuman?"
"Apakah biasanya mereka seperti
itu?" (Leo)
"Ya, karena dungeon itu
mati."
"Begitu ya. Lalu, aku tahu apa alasannya."
(Leo)
"A-Apa alasannya?"
"Itu mudah. Masih
ada lanjutannya di dungeon ini." (Leo)
"A-Apa maksudnya!? Kamu
menaklukkannya, kan?"
"Aku melakukannya. Tapi ada
pintu masuk menuju dungeon baru lagi." (Leo)
"Apa kamu serius? Meski kamu
telah meleyesaikannya, masih ada lanjutannya?"
Wajah Lutz-san mengatakan seperti.....
‘Beri aku istirahat.’.
"Tenanglah. Ini adalah penemuan
baru. Kita harus segera melaporkannya kepada Yang Mulia Kaisar!"
"Jadi, apa yang akan kamu
lakukan sekarang, nak?"
"Aku akan pulang ke rumah."
(Leo)
"Begitu ya."
"Kamu akan pulang, ya. Jika
demikian, para penakluk dungeon akan menerima penghargaan dari Sang Kaisar,
jadi tetaplah di rumah untuk sementara waktu."
Penghargaan? Kamu akan mendapatkan
hal seperti itu?
"A-Aku mengerti." (Leo)
Aku menggunakan <Transfer>.
(Ini adalah di luar kota ya. Mengapa
kamu tidak segera pulang ke rumah?) (Anna)
Anna, yang kukenakan di leher,
mengajukan pertanyaan.
Sepertinya, kamu bisa membuat panggilan
tanpa perlu mengenakan Anna dengan benar...
"Kuda milik Jii-chan seharusnya
ada di sekitar sini." (Leo)
Mengatakan itu, aku mencari apakah
ada kuda terdekat.
Lalu, aku melihat seekor kuda
mendekat di kejauhan.
I-Itu kuda favorit Jii-chan!
Dan kuda milik Jii-chan menjerit
sedih ketika dia melihatku menggendong Jii-chan.
"Maafkan aku. Aku membiarkan
Jii-chan meninggal. Jika saja aku bisa menggunakan sihir penciptaan sedikit
lebih cepat," (Leo)
Air mataku keluar ketika aku meminta
maaf kepada kuda itu...
Kemudian, setelah menangis sebentar, aku
melakukan <transfer> ke rumah...
Share This :
0 Comments