Chapter 0: Born in the White
Dreamland
Bulu....
Bulu-bulu turun dari langit...
Mengambang didalam gelembung, mereka jatuh
kebawah...
Tercakup dalam cahaya putih dan
tertutup di dalamnya, bulu-bulu mengambang turun layaknya hujan...
Di depan anak muda itu, adegan ini
terbuka….
Adegan ini terpatri didepan anak muda
yang terlihat berusia 11 atau 12 tahun tapi dalam kenyataannya ia baru saja dilahirkan.
Setelah mendapatkan kemauan dan kesadaran adegan ini memasuki matanya....
Semuanya putih di depannya….
Gelembung bercahaya dengan bulu yang mengambang
ini bahkan lebih putih...
Di dunia di mana tidak ada yang lain
...
Hanya ada putih yang menyilaukan,
gelembung-gelembung bulu turun dengan lembut dan melayang-layang di dunia bulu
putih….
Mengamati pemandangan surealis ini,
anak muda itu menjadi linglung, rambutnya yang halus berkibar-kibar bersama
angin, matanya yang hitam berkilau memandangi bulu-bulu yang jatuh dari langit.
Rasanya seperti dia tenggelam dalam cairan ketuban di dalam pelukan ibunya, ada
kehangatan dan kedamaian yang aneh.
Perasaan ini tidak berlangsung lama dalam
beberapa saat kemudian adegan itu berubah drastis, begitu drastis sehingga membuat
jantungnya seperti hendak melompat.
Itu masih gelembung yang sama dengan
bulu yang turun dari surga...
Namun, kali ini, yang jatuh adalah
bulu-bulu yang kehilangan cahaya gemerlap dan hancur berkeping-keping
seolah-olah sengaja dihancurkan. Mereka sangat redup…
Melihat fragmen yang rusak serta
kehilangan cahayanya, jatuh layaknya hujan. dia merasakan perasaan yang rumit
sekarang...
Kekesalan?….
Marah?…
Kesedihan?…
Frustrasi?…
Mungkin campuran dari semuanya.
Tapi perasaan yang lebih sering
keluar daripada yang lain adalah semacam rasa ___ sakit.
Disaat perasaan itu mengalir melalui
dirinya, dia memiliki sebuah firasat.
Kelahirannya, tampaknya untuk
memperbaiki bulu-bulu redup yang tersebar dan hancur ini, mengembalikan mereka
ke keadaan semula…
Tanpa sadar dia mengulurkan tangan ke
arah bulu yang patah didekatnya....
『White dreamworld... pada titik ini...
dihentikan...』
……
"——!"
Seperti baru saja bangun dari mimpi
buruk, pemuda itu membuka matanya dan langsung mengangkat tubuhnya layaknya
pegas dari posisinya berbaring.
"Haahh... haahh..."
Dengan terengah-engah dia memegang
kepalanya, matanya yang hitam tampak terus gemetar, masih ada sedikit kesedihan
dari [White Dreamworld] tapi dia tidak tau apa yang harus dia lakukan dan kebingungan.
Dengan ekspresi sedih anak muda itu
mengangkat kepalanya, dia mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.
Ini adalah hutan yang tidak dikenal
dan asing baginya.
Dia bisa melihat bahwa di tempat ini
hanya ada pohon dengan berbagai ukuran dan daun yang tersebar di mana-mana.
Pada saat ini, dedaunan berwana hijau
dan kuning jatuh perlahan dari pohon, beberapa mendarat di tanah, beberapa terbawa
angin ke arahnya yang duduk di tanah dengan ekspresi kosong dan hanya ditutupi
oleh selembar kain. Keadaan ini membuatnya sempat melamun karena mengingat
kembali [White Dreamworld].
Namun, dibandingkan dengan dunia
mimpi, kenyataan itu kejam.
Tidak seperti 『White Dream』 hutan kurang memiliki keindahan dan sifat surealisnya. Namun
itu memberinya kejutan dan membuat pikirannya kosong dalam arti yang berbeda
ketika dia melihat ke arah semak di dekatnya.
"Grrrrrr…"
Geraman rendah bergema satu demi satu
di ruang ini.
"Krssk.. Krss..."
Suara langkah-langkah kecil yang menginjak
dedaunan menuju kearahnya terdengar oleh pemuda itu.
Beberapa saat kemudian, sosok besar
mulai muncul dari semak-semak di sekitarnya dan perlahan-lahan mereka menjadi
lebih jelas di matanya.
Itu adalah sekelompok organisme
berkaki empat dengan ketinggian lebih dari 2 meter dan wajah buas.
Jika dia memiliki akal sehat manusia
maka dia pasti akan tahu bahwa makhluk-makhluk ini adalah serigala yang tumbuh
terlalu besar.
"Grrrrr…"
Geraman berlanjut saat serigala hitam
muncul dari dalam hutan menargetkan pemuda itu dan perlahan-lahan mengepung
dari segala arah.
"——!"
Duduk di tanah, pemuda yang hanya
ditutupi oleh kain itu merasakan benaknya menangis ketakutan, jantungnya
berdenyut kencang dan otot-ototnya menegang, dan tenggorokannya merasakan
sensasi terbakar/kering.
Meskipun dia tidak tahu makhluk apa
ini, dari penampilan ganas mereka dia bisa merasakan kesulitannya.
Otaknya yang cemas mengatakan
kepadanya— lari!
Jantungnya yang berdenyut
memberitahunya— lari!
Tenggorokannya yang kering
memberitahunya— lari!
Bahkan terdengar seperti ada suara
yang datang dari segala arah meneriakinya— lari!
Lari! Lari! Lari!
Dia mengerti langkahnya yang paling
logis, tetapi anggota tubuhnya tidak mau mendengarkan perintahnya, dan hal yang
dikenal sebagai 'kekuatan' menguap begitu hal-hal menakutkan semakin mendekat.
Bahkan jika dia terlihat 11 atau 12 tahun
tetapi selain adegan di 『White Dreamland』 tidak ada yang dia ingat.
Dengan kata lain, dia tidak tahu
mengapa dia ada di sini, mengapa dia hanya memiliki selembar kain yang menutupi
dirinya, bahkan mengapa dia sebenarnya berusia 11 atau 12 tahun. tetapi
sepertinya dia juga tidak memiliki kenangan masa lalu.
Ini benar-benar seolah-olah dia baru
saja lahir!
Sayang sekali, beberapa saat setelah
kelahirannya, dunia ini memberinya pengalaman emosi yang pertama.
Disebut— teror!
"Raaawwwrr!"
Makhluk buas yang mendekat pelan-pelan
merasa bahwa pemuda itu telah kehilangan semua harapan untuk bertahan hidup dan
menyerah, gerombolan makhluk itu tidak lagi menahan auman mereka, mereka
menembakan sesuatu yang mirip seperti peluru yang keluar dari senapan atau panah dari busur, masing-masing dari peluru
itu mengarah ke pemuda itu dan berubah menjadi bayangan.
"——!"
Pada saat itu, ketakutan di dalam
dirinya meledak.
Tenggorokannya yang terbakar tidak
bisa mengeluarkan suara.
Anggota tubuhnya yang lemah tidak bisa
menopang tubuhnya.
Dia hanya bisa menatap dengan pupil
matanya yang melebar, pikiran yang berdering berhenti pada saat ini juga, dia
merasa ketakutan ketika melihat binatang buas semakin dekat dalam pandangannya dan dia membiarkan perasaan yang disebut
'teror' memunculkan kehangatan yang aneh. .
"Buzz—–––!"
Cahaya yang kuat dan menyilaukan
muncul dari dirinya seperti matahari, kecuali cahaya itu tidak membawa panas
menyengat seperti matahari. Bersinar menelan bayangan gelap yang mengarah
padanya, itu menerangi setiap sudut area sekitarnya.
Dan kemudian cahaya yang kuat
terwujud menjadi sesuatu yang lebih konkret dan ditembakkan dengan pemuda
sebagai pusatnya.
"Bang!"
"Rawwr!"
Bunyi sesuatu yang bertabrakan
terdengar disertai sesuatu yang mirip dengan raungan terakhir makhluk-makhluk buas
bergema di daerah itu. Serigala yang akan menerkamnya dikirim terbang jauh dan
jatuh berserakan. Beberapa mencium tanah, beberapa secara pribadi mendekorasi
ulang pohon-pohon dengan tubuh mereka, tidak tau mereka masih hidup atau mati.
Cahaya terang perlahan lahan menghilang
mengungkapkan pemuda yang masih memiliki wajah penuh panik.
Hanya sampai saat itu dia memulihkan
proses kognitifnya. Melihat serigala yang pingsan berserakan di sekelilingnya,
dia terkejut dan terpana.
Jelas sekali pemuda itu tidak dapat
memproses apa yang baru saja terjadi dengan otaknya yang baru lahir.
Dia tidak bisa mengerti, tetapi itu
tidak berarti bahwa orang lain juga tidak tau.
"Sungguh sihir yang kuat..."
Ini adalah kalimat pertama yang dia
dengar sejak datang ke dunia ini yang dia tempatkan dalam ingatannya.
Sayangnya pemuda itu menganggap suara
ini tidak terdengar jauh berbeda dengan geraman serigala hitam tadi, sehingga
membuatnya kembali panik dan takut.
"Tidak perlu takut... nak
..."
Merasakan perasaan takut dan cemas
dari pemuda itu, pemilik suara itupun memilih menurunkan nadanya dan berbicara
dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Dan ketika dia menyuarakan ini, dia
muncul di depan pemuda itu.
Pemuda itu merasa tatapannya sedikit tidak
fokus sebelum melihat sosok yang muncul di pandangannya.
Itu adalah pria yang sangat tua yang
terlihat seperti dia berusia 70 tahun ke atas, tetapi dia hanya memiliki tinggi
seperti anak kecil, dia mengenakan jaket putih.
Pria tua cebol itu memusatkan
perhatian pada pemuda yang masih panik, dia menilainya sebelum menunjukkan
senyum yang ramah.
"Nak, siapa namamu?"
Nama?…
Kata yang asing memasuki
pendengarannya tapi entah kenapa dia bisa memahaminya.
Karena itu dia menjawab dengan
menggunakan nama yang secara misterius muncul dalam ingatannya dan kemudian perlahan-lahan
mengatakannya dengan suara serak, tidak alami dan lembut.
"No..ah."
Share This :
0 Comments