Prolog (part 02)
――
Suatu hari ketika aku berusia tujuh tahun.
"Terima kasih seperti
biasanya."
Ibuku membungkuk lagi dan
lagi selama di ruang tamu.
Ngomong-ngomong, ibuku
berumur 23 tahun dan dia berambut pirang yang cantik. Dan sosok yang ibu bungkukkan
kepalanya adalah seorang wanita seusia
ibu.
Dia adalah wanita yang
sangat cantik dengan warna rambut perak sampai ke bagian pinggang.
Dia adalah Royal Guard Kerajaan,
seragam Ksatria Mawar Putihnya selau terlihat bermartabat setiap saat.
"Karena dia adalah adik
laki-lakiku, jadi anda tidak perlu khawatir."
Mengatakan itu, Cecilia-neesan
mengedipkan mata padaku.
Orang ini adalah kakak
perempuanku dan anak perempuan tertua dalam Keluarga Duke.
Dan, yah, terkadang dia
mengunjungi rumah sesekali dan berurusan denganku.
Yah, alasan utama dia
datang ke rumah adalah untuk membayar biaya hidup kami.
"... Bagaimana dengan ayah?"
Ketika aku bertanya, Cecilia-neesan
mengerutkan keningnya.
"Ayah sedang sibuk... Dia
tidak bisa meluangkan cukup waktu."
Cecilia-neesan adalah
orang yang baik.
Aku tidak ingin
mengatakan hal yang buruk tentang ayahku, jadi aku dan ibuku sangat memahami
akan hal seperti itu.
―― Ibuku adalah selir ayahku.
Ditambah lagi, karena
ibuku sangatlah cantik, sehingga dia diusir oleh istri sahnya.
Diusir dari mansion,
diberikan sebuah rumah kecil di daerah perbatasan negara, dan hingga saat ini.
Dan sejak diasingkan...
Aku belum pernah bertemu dengan ayahku.
Yah, itu berarti bahwa aku
dan ibu diperlakukan seperti itu.
Menurut rumor, biaya
tunjangan anak untukku akan segera diputus, dan anak yang sah, Cecilia-neesan,
memberiku cukup banyak hal, yang tidak dapat kubayangkan.
"Tapi, seiring bertambahnya
usia, Ephtal menjadi lebih cakep."
Aku menghela nafas lelah dengan
kata-kata itu.
―― Sudah dimulai lagi...
Dalam kata-kata Cecilia-neesan,
ibu mengangguk kuat.
"Karena dia adalah Ephtal-ku.
Itu tentu saja... Apa kamu itu seorang gadis sejak masih bayi? Apa kamu itu
seorang gadis? Ugh, banyak orang yang bertanya――"
Mengatakan itu, ibuku
dengan mata berbentuk hati berdiri di sampingku dan memeluk lengan kananku.
"Haha, itu tidak salah lagi.
Ketika aku melihat anak ini untuk pertama kalinya, kupikir aku mempunyai adik
perempuan..."
Sudah kuduga kakakku,
yang matanya masih berbentuk hati, memeluk lengan kiriku.
―― Sandwich.
Ibuku di sebelah kanan,
kakakku di sebelah kiri.... Aku terjebak sekarang.
"Sungguh, meskipun Ephtal adalah
anak laki-laki, menurutku dia memiliki wajah yang cakep. Cecilia-sama."
"Ya, meskipun Ephtal adalah
adik laki-lakiku, tapi kupikir dia memiliki wajah yang cakep."
"Jika kamu bukanlah anak
laki-laki, maka kamu pasti akan memiliki kekasih dalam sepuluh tahun."
"Ya, aku sebenarnya juga
tidak pernah tertarik dengan lawan jenis sampai saat ini... Hanya saja, kupikir
adik laki-lakiku memiliki wajah yang imut."
Dan, di sana, Cecilia-neesan
tersenyum sambil bertanya padaku.
"Apakah kamu tahu, Ephtal? Ini
adalah apa yang dikatakan sebagai pelukan lengan kekasih di jalanan."
Itu yah, karena kamu memeluk
lenganku dengan kedua tangan sehingga tanganku terjerat.
Hanya sosok kekasihlah
yang dapat melakukan hal semacam itu.
"Itu benar, Ephtal. Ini adalah
hal yang biasa disebut sebagai pelukan lengan kekasih dijalanan."
Ibu mengikutinya dengan
senyuman.
Maksudku, apa yang mereka
inginkan dengan mengatakan padaku tentang hal itu?
"Meskipun aku berkata begitu――"
Ibu melotot ke arah Cecilia-neesan.
"Yah, pada dasarnya Ephtal merupakan
mama-lovers, jadi kurasa dia tidak akan
tertarik kepada perempuan lain selain itu."
"Haha, pada dasarnya Ephtal merupakan
big sister-lovers lho? Maksudku, seperti
yang diharapkan bahwa itu tidak mungkin bagi ibu kandung."
Aku bahkan menyadari
bahwa percikan api berlarian di antara mereka.
Ibu mempertajam bibirnya
dengan nada yang kasar.
"Tidak tidak, Ephtal itu mama-lovers akut lho?"
"Tidak tidak, Ephtal itu big sister-lovers ektrem!"
"Tidak, tipe yang ideal bagi
Ephtal... Haruslah sosok yang seperti ibu!"
"Tidak mungkin, tipe yang
ideal bagi Ephtal adalah sosok yang seperti kakak perempuan... Yah, meskipun hasil
dari pendapatnya sudah bisa ditetapkan bukan?"
"Kalau begitu, ayo kita
putusan hasilnya?"
"Ya, ayo kita lakukan!"
Kemudian, mereka berdua melepaskanku
sekali.
Selanjutnya, tangan kanan
dan kiriku digenggam dengan kedua tangan.
"Apakah anda tahu, Cecilia-sama?
Ada sebuah legenda di mana dahulu terdapat seorang bocah lelaki dan dua
perempuan yang mengaku sebagai ibu kandungnya."
"Ya, aku tahu kok.
Itu adalah kisah dimana bocah yatim piatu ditinggalkan dan dipungut oleh
seorang kakek yang tinggal di pedalaman gunung eksentrik. Dan ketika kakek itu
meninggal, kakek itu sebenarnya dikenal sebagai jutawan dan membuat keributan
besar, benar?"
"Itu benar. Salah satunya
tentu saja adalah ibu dari anak laki-laki tersebut, yang menemukan putranya
yang telah lama dicari-carinya dalam keributan tersebut. Kemudian yang satu
lagi adalah seorang wanita pembohong, yang mengincar warisan sang jutawan."
Mereka berdua memegang
kedua tanganku dan menaruh kekuatan padanya.
"Kemudian bocah itu
mengajukan banding ke pengadilan tentang manakah ibunya yang sebenarnya."
"Kemudian hakim itu mengatakannya
bukan? Mereka berdua harus menarik lengan bocah itu bersama-sama, ketika terlihat
perasaannya yang kuat terhadap anaknya sebagai seorang ibu, dia akan diakui
sebagai ibunya yang sesungguhnya..."
Ah, aku juga tahu cerita ini
lho.
Ini adalah sebuah cerita
yang populer di Jepang, The Great
Magistrate... Ini adalah cerita tentang penghakiman seperti seorang hakim
ternama di periode Edo.
Kalau tidak salah,
setelah ini, mereka mencoba menarik lengan anak itu ke arah mereka
masing-masing, tetapi ibu yang sesungguhnya melepaskan tangannya karena dia
tidak ingin melihat anaknya kesakitan.
Kemudian, sementara ibu
palsu itu dengan senang menarik anak itu, hakim itu berkata kepadanya, "Aku
berkata untuk melihat cintanya sebagai seorang ibu. Kamu tidak memiliki kasih
sayang kepada anak." Kalau tidak salah seperti itu.
―― Benar-benar penghakiman
ternama.
Aku juga mengangguk
setuju ketika pertama kali melihatnya...
Kemudian mereka berdua
mulai menarik kedua tanganku――
"Cecilia-sama! Suatu hari hakim
Richard pernah berkata."
"Ya, aku tahu itu kok. ‘Kekuatan
adalah keadilan! Orang yang berhasil menariknya ke sisinya adalah ibu yang
sesungguhnya! Aku akan memulihkan lengannya yang sobek dengan Elixir! Sekarang,
wahai dua wanita! Berjuanglah dengan sepenuh tenaga kalian!’ seperti itu."
―― Sungguh gaya hakim yang kuat!
Seperti yang diharapkan
dari dunia lain... Aku tidak pernah berpikir bahwa itu akan menjadi seperti itu.
Maksudku...
"Tidak! Tidak bagus tidak
bagus! Ini tidak bagus!"
Aku yang merasakan bahaya
pada diriku, berpura-pura dengan putus asa melepaskan tanganku dari mereka
berdua.
"Cecilia-sama. Ephtal sepertinya
tidak menyukainya..."
"Yah, kalau begitu, tidak
ada pilihan lain."
"Lalu, bagaimana kita
memutuskannya..."
"Bagaimana kalau kita
menanyakannya secara langsung?"
"Itu ide yang bagus."
Kemudian, mereka segera berbaris
tepat di depan ku――
““Yang mana yang Ephtal ingin
nikahi!?””
Mereka bertanya seperti
itu kepadaku dengan ekspresi serius.
Pertanyaan ini juga
berarti, akan mengkormiasikan bahwa aku akan menikah dengan salah satu dari
mereka.
Aku menghela nafas
dalam-dalam, sungguh merepotkan,
pikirku.
―― Itu benar.
Hal ini sudah tak perlu dikatakan
lagi, ibu dan kakak perempuanku sangat mencintaiku secara akut.
Kemudian, aku menghela
nafas terbesarku hari ini――
"Aku benci keduanya."
Aku mengatakan
pemikiranku dengan jujur. Tidak, itu sebenarnya tidak mungkin karena kami memiliki
hubungan darah.
Dan keduanya yang
menerima kata-kataku――
―― Mereka membeku.
Dan lagi, mereka cukup
membeku. Tidak, mereka mengalami pembekuan yang lama.
Kemudian, setelah
beberapa saat, keduanya yang terlepas dari pembekuan itu membuka dan menutup
mulut mereka dan membuat wajah mereka pucat.
"Cecilia-sama! Ephtal!
Ephtal! Dia menjadi aneh!"
"Ini gawat! Ini pasti Sihir
Pengacau dari Raja Iblis yang telah mati! Aku harus pergi ke gunung sebelah
untuk mengambil tanaman obat untuk melepas kutukan!"
Tidak tidak, apakah
pemikiran jujurku itu diperlakukan sebagai kutukan!?
Yah, dengan seperti itu, mereka
berdua berpegangan tangan dan dengan serius pergi ke gunung sebelah untuk
mengambil tanaman obat.
"Entah bagaimana mereka menjadi
rukun dan napas mereka sempurna, mereka bedua itu."
Kemudian, aku melihat
mereka berdua pergi dengan tawa yang aneh.
Kemudian hari itu,
Cecilia-neesan menginap di rumahku selama satu malam sampai hari berikutnya.
☆ ★ ☆ ★ ☆ ★
Share This :
Terimakasih min sdh update lagi dan tetap semangat
ReplyDeleteLanjutannya plis min. I lop u min :v
ReplyDelete